Minggu, 20 April 2014

Evaluasi observasi dan hasil observasi




Evaluasi kegiatan observasi dan hasil observasi
Kelompok 6
Ketua :
Cynthia Christian (13-078) http://13078cc.blogspot.com/
Anggota :
Abdul Hakim (13-024) http://12024ahl.blogspot.com/
Novi Reza (13-006) http://13006nrrp.blogspot.com/
Ummul Khairiah (13-090) http://13090uk.blogspot.com/
Andrie Syahreza (13-096) http://13096as.blogspot.com/

link slide hasil observasi :
http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/33730335



Evaluasi persiapan, berlangsungnya observasi dan evaluasi
Evaluasi persiapan observasi
Persiapan observasi dimulai pada tanggal 28 Maret 2014. Cynthia dan Novi, sebagai perwakilan kelompok, mendatangi sekolah yang akan diobservasi yaitu SMP Advent 2 Medan. Setibanya di sekolah tersebut, keduanya disambut hangat oleh pihak sekolah. Untuk mendapat izin observasi sekolah, keduanya dipersilahkan untuk menemui kepala sekolah dan meminta izin langsung dari kepala sekolah. Pihak sekolah memberi izin observasi dan tidak mensyaratkan surat izin dari pihak fakultas. Setelah di sepakati oleh perwakilan kelompok dan pihak sekolah, dipilihlah tanggal 2 April 2014 pukul 10.30 untuk kelompok kami mengobservasi sekolah tersebut.
Setelah mendapat izin, persiapan selanjutnya untuk observasi yang kelompok kami lakukan adalah penugasan untuk membaca materi mengenai teori belajar dan perkembangan oleh ketua kelompok kepada seluruh tim dari kelompok 6 yang akan menjadi observer keesokan harinya. (Tugas untuk mempelajari materi di berikan pada tanggal 1 April 2014)
Selain persiapan diri oleh masing-masing anggota kelompok, pada tanggal 2 April 2014 sebelum berangkat kami melakukan pembagian tugas. Dimana berdasarkan kesepakatan tugas masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
Nama
Tugas
Cynthia Christian
Mengamati interaksi guru dengan murid,  cara berbicara, sorot mata, dan body language murid.
Ummul Khairiah
Mengamati tata letak ruangan, alat-alat belajar, prabot, dan barang-barang yang ada di kelas.
Novi Reza
Mengambil dokumentasi dalam kelas, berupa foto ruangan beserta seluruh peralatannya dan proses belajar mengajar dalam kelas.
Andrie Syahreza

Mengamati kantin,  perpustakaan, serta  mengambil dokumentasi proses belajar mengajar dari luar kelas.
Abdul Hakim

Mengobservasi halaman sekolah dan taman bermain, serta merekam proses belajar mengajar dari luar kelas.

Setelah sampai di sekolah, persiapan selanjutnya yang kami lakukan adalah menemui pihak sekolah (secara khusus kepala sekolah) untuk menyatakan bahwa kami siap untuk melakukan observasi. Pada saat itu kelompok kami di perkenalkan dengan guru mata pelajaran yang akan mengajar dikelas yang akan kami observasi. Guru tersebut bernama Rahmadani F. Pasaribu, S.Pd.
Setelah melapor bahwa kami telah siap untuk melakukan observasi, kelompok kami melakukan briefing yang dipimpin oleh ketua kelompok. Di dalam briefing, ketua kelompok mengulang lagi pembagian tugas yang telah disepakati dan memastikan bahwa tidak ada barang yang kurang. Yang kami persiapkan pada saat itu adalah 2 buku dan pulpen untuk mencatat, 3 kamera, dan 2 kotak pensil(hadiah untuk para siswa/i dari kelas yang kami observasi).

Evaluasi berlangsungnya observasi
Observasi di kelas berlangsung dengan sangat lancar. Hanya suasana ruangan sangat pengap karena observasi dilakukan disiang hari dengan hanya ada 1 kipas angin di dalam kelas. Namun, ini tidak mengurangi anstusiasme kelompok kami untuk melakukan observasi di sekolah ini. Salah satu alasannya adalah karena respon guru mata pelajaran dan murid kepada kelompok kami sangat baik. Guru yang mengajar pada saat itu yang sekaligus adalah narasumber utama kami, bu Rahmadani F. Pasaribu, S.Pd, sangat terbuka untuk memberikan informasi kepada kami. Setelah melakukan observasi di dalam kelas, bu Rahmadani member kami waktu sekitar 15 menit untuk melakukan tanya jawab dengannya. Waktu ini di manfaatkan dengan baik oleh kelompok kami untuk mengajukan beberapa pertanyaan mengenai profil sekolah yang tidak dapat kami observasi dengan kasat mata. Contohnya seperti apa saja ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut? Karena itu yayasan perguruan Kristen, apakah ada nilai-nilai agama yang secara khusus ditanamkan oleh pihak sekolah? Bagaimana perlakuan sekolah terhadap anak yang memenangkan lomba dan yang melakukan kesalahan?

Proses evaluasi
Evaluasi terhadap hasil observasi langsung kami lakukan di hari yang sama setelah selesai observasi di sekolah tersebut. Evaluasi kami lakukan di kampus. Masing-masing memberikan hasil kerjanya. Ada yang berupa tulisan, gambar, dan foto.

Evaluasi kinerja kelompok dan hasil observasi dengan teori belajar
Evaluasi kinerja kelompok dengan teori belajar
Berdasarkan teori, dalam melakukan perencanaan, kelompok kami menggunakan kerangka waktu. Dimana kami menyusun rencana waktu yang sistematis untuk apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya. Kami menggunakan kerangka waktu hampir sama seperti yang di contohkan oleh Douglass, yaitu dengan membuat kerangka apa yang perlu dilakukan dan waktu melakukannya.
Selain menyusun perencanaan, salah satu tugas kami adalah untuk meminta izin kepada pihak sekolah. Dalam meminta izin ini, kami menggunakan keterampilan berbicara clarity. Kami mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah kami harus menjelaskan dengan jelas apa tujuan kami datang ke sekolah tersebut serta apa tujuan observasi ini. Dalam proses meminta izin, kepala sekolah yang adalah perawakilan sekolah kerap kali mengajukan beberapa pertanyaan. Disinilah kami harus menggunakan keterampilan berbicara dengan baik.

Analisis hasil observasi dengan teori
·         Analisis setting ruangan dengan teori
Gaya penataan yang digunakan di kelas yang kami observasi adalah gaya seminar dimana murid duduk di susunan berbentuk U. Salah satu keuntungan gaya penataan seperti ini adalah mempermudah murid untuk diskusi kelompok. U terdiri dari 3 sisi. Setiap sisinya di duduki oleh kelompok yang berbeda, sehingga murid menjadi lebih gampang untuk saling berdiskusi.

·         Analisis hasil observasi di sekolah(kelas) dengan teori
Berkaitan dengan pendekatan dalam Psikologi, sekolah yang kami observasi menggunakan pendekatan learning, yaitu behavior, khususnya classical dan operant conditioning.
1. Classical Conditioning
Penerapannya :
Belajar di siang hari (UCS), dimana awalnya kelas masih tidak terlalu panas, murid masih memperhatikan guru yang sedang menjelaskan (UCR). Namun lama kelamaan kelas menjadi semakin panas. Dengan bermodalkan 1 kipas angin (CS) dengan jumlah murid sekitar 30an. Kelas menjadi sangat panas . Murid pun jadi kehilangan fokus. Mereka yang tadinya duduk dengan tegap mulai menyandar ke bangku atau duduk bertopang dagu (CR). Ini membuktikan bahwa kenyamanan ruang kelas(CS) menentukan bagaimana tingkat konsentrasi murid (CR).

2. Operant conditioning
Ada 2 jenis reinforcement yang digunakan, yaitu :                           
a. Reinforcement positif
Yaitu dengan memberi penguatan positif setiap kali murid melakukan hal yang positif untuk meningkatkan frekuensi dilakukannya hal tersebut dimasa yang akan datang.
Penerapan di sekolah :
Pihak sekolah memberi hadiah kepada murid yang menang dalam suatu perlombaan (membawa nama sekolah).

Selain itu, dari yang kami amati di kelas penerapannya seperti ini :
Seorang anak menjawab pertanyaan yang dari guru. Guru tersebut merespon dengan mengatakan “Wah, bagus sekali. Jawabanmu hampir tepat.” Ini menjadi motivasi untuk murid lainnya. Terbukti dengan setelah itu murid menjadi lebih aktif menjawab setiap kali guru bertanya. Karena mereka belajar bahwa walaupun jawabannya belum tentu benar, tapi mereka akan mendapat apresiasi berupa pujian dari sang guru asal mereka berusaha menjawab.

b. Reinforcement Negative
Penarikan sesuatu yang tujuannya adalah untuk memperbaiki perilaku.
Contoh penerapannya yang kami amati :
Murid bermain sepak bola, lalu mengenai pot bunga. Setelah itu Kepala Sekolah mengambil bola tersebut dan menyimpannya.

Analisis perilaku terapan
Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip operant conditioning untuk mengubah perilaku, yaitu dengan meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak di harapkan. Dalam meningkatkan perilaku yang diinginkan terdapat prompt dan shaping. Namun yang kami peroleh dari observasi sekolah kali ini hanyalah prompt. Karen shaping hanya deterapkan jika penguatan positif dan prompt gagal.
Prompt
Stimulus tambahan yang diberikan sebelum terjadi suatu respon. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemungkinan respon itu akan terjadi.
Dari hasil observasi, kami melihat ini terjadi dalam kelas yang kami amati, yaitu : Guru mengajukan pertanyaan. Tidak ada yang bisa menjawab. Lalu guru memberikan clue, seperti menyebutkan kata kunci dari jawabannya. Setelah itu murid mulai mengetahui jawabannya. Kemudian guru mengulang kembali pertanyaannya, dan murid sudah  bisa menjawabnya dengan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar